Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia meminta warganya menangguhkan perjalanan ke Lebanon mengingat keadaan yang tidak menentu menyusul serangan di Beirut dan peningkatan pertempuran di perbatasan di Lebanon selatan.

Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) dalam pernyataan media diterima di Kuala Lumpur, Senin, mengatakan Kementerian melalui Kedutaan Besar Malaysia di Beirut sedang memantau perkembangan yang terjadi di sana, dan menyatakan keselamatan warganya yang tinggal di Lebanon menjadi prioritas.

Kedutaan, menurut Wisma Putra, mencatat 23 warga Malaysia berada di Lebanon dan semua dilaporkan selamat.

Sebagai tindak pencegahan, Kementerian meminta mereka yang tinggal di Lebanon untuk waspada dan disarankan untuk pindah ke lokasi yang lebih aman atau kembali ke Malaysia secara sukarela jika menghadapi risiko atas keselamatan mereka.

Dalam pernyataan itu Wisma Putra juga menyarankan warga Malaysia untuk menunda perjalanan ke Lebanon menyusul situasi yang tidak menentu di sana.

Kedutaan Malaysia, menurut pernyatan itu, juga terus berkomunikasi dengan Batalyon Malaysia (MALBATT) 850-11 yang bertugas dengan Pasukan Interim Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) untuk menjamin keamanan pasukan penjaga perdamaian mereka.

Kantor Berita Lebanon (NNA) melaporkan wilayah selatan dan timur negara tersebut sudah mengalami 80 kali gempuran serangan udara Israel sampai Senin pagi.

Serangan dimulai pukul 06.30 waktu setempat (03.30 GMT), menghantam area di sekitar kota Nabatieh di Lebanon dan tuduhan pemukiman lainya di wilayah timur Lebanon, yaitu Beqaa dan Hermel.

Baca juga: Israel-Hizbullah memanas, Australia minta warganya tinggalkan Lebanon
Baca juga: Lebanon Timur dan Selatan alami 80 kali digempur serangan udara Israel

Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2024